RAHASIA DIBALIK PUASA SENIN - KAMIS
Asupan itu bisa menurunkan tingkat pertumbuhan hormon
yang terkait dengan kanker dan diabetes.
yang terkait dengan kanker dan diabetes.
Tak ketinggalan juga, mengurangi kolesterol buruk
LDL
dan lemak dalam darah. Sedangkan radikal bebas juga
menurun.
Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa tingkat peradangan dapat berkurang. Bahkan, disebutkan pula berpuasa dapat melindungi otak.
Maka, risiko penyakit degeneratif
seperti Alzheimer dan Parkinson pun bisa dikurangi.
Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa tingkat peradangan dapat berkurang. Bahkan, disebutkan pula berpuasa dapat melindungi otak.
Maka, risiko penyakit degeneratif
seperti Alzheimer dan Parkinson pun bisa dikurangi.
Berpuasa
boleh dibilang sudah lama diketahui sangat baik untuk kesehatan. Tapi, sekarang
manfaat berpuasa untuk kesehatan makin terbukti secara ilmiah. Bahkan para
peneliti menyarankan bahwa ada baiknya mulai kembali berpuasa karena terbukti
puasa dua hari dalam satu pekan sangat bermanfaat untuk kesehatan hormon dan
perubahan metabolisme.
Saat ini ada
bukti kuat bahwa berpuasa dua hari sangat baik. Puasa yang dimaksud di sini
adalah mengonsumsi makanan hanya sekitar 500-800 kalori. Bandingkan dengan
asupan harian sekitar 2.000 kalori untuk perempuan dan 2.500 kalori untuk pria.
Asupan itu
bisa menurunkan tingkat pertumbuhan hormon yang terkait dengan kanker dan
diabetes. Tak ketinggalan juga, mengurangi kolesterol buruk LDL dan lemak dalam
darah.
Sedangkan
radikal bebas juga menurun. Dari hasil penelitian ini juga terbukti bahwa
tingkat peradangan dapat berkurang. Bahkan, disebutkan pula berpuasa dapat
melindungi otak. Maka, risiko penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan
Parkinson pun bisa dikurangi.
“Menurunkan
secara drastis asupan makanan memicu proses protektif di otak,” ujar Profesor
Mark Mattson, kepala bagian saraf di US National Institute on Ageing. ”Ini sama
dengan mendapatkan efek tambahan ketika olahraga,” ujarnya.
Kesimpulan
itu diperoleh dari hasil penelitian terhadap sekelompok perempuan yang
mengalami obesitas dan kelebihan berat badan yang menjalani diet 1.500
kalori sedangkan kelompok lain hanya 500 kalori selama dua hari. Ternyata,
hasilnya menggembirakan.
Kedua
kelompok memang mengalami penurunan berat badan. Namun, kelompok yang berpuasa
(asupan 500 kalori) ternyata mengalami kemajuan yang lebih pesat. Menurut
peneliti, mereka mengalami peningkatan sensitivitas insulin. Ini berarti mereka
punya kendali tingkat gula darah yang lebih baik. Ayo, puasa Senin-Kamis.
Seorang dokter ahli asal Rusia, dr.
Yuri Nikolayev menganggap puasa sebagai penemuan terbesar dalam bidang
kesehatan. Menurutnya, puasa mampu membuat seseorang menjadi awet muda dan
sehat secara fisik, mental, dan spiritual. Bahkan, sebuah lembaga di Amerika
Serikat menyebutkan puasa sebagai cara terbaik untuk memperindah dan
mempercantik perempuan secara alami. Mau?
Berikut
merupakan daftar beberapa manfaat puasa Senin Kamis.
- Peremajaan sel kulit
- Mengencangkan kulit
- Detoksifikasi racun dalam tubuh
- Memberi waktu istirahat untuk organ pencernaan
- Menurunkan tekanan darah
- Menurunkan kadar lemak (kolesterol)
- Menghambat proses penuaan (awet muda)
- Memperindah dan mempercantik kaum wanita secara alami
- Menenangkan jiwa dan perasaan
- Mampu mengendalikan nafsu seks dengan lebih baik
- Memacu jiwa empati terhadap sesama
- Menimbulkan rasa solidaritas terhadap kaum miskin
Puasa
merupakan ibadah yang lazim dilakukan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Hal
ini bisa dilihat dari catatan sejarah yang ada. Sebagian manusia pada zaman
dahulu mempraktikkan puasa sebagai ritual yang dipercaya untuk memberikan
kesehatan bahkan keabadian.
Di antaranya
orang-orang Mesir Kuno yang meyakini bahwa kelebihan makanan akan menyebabkan
datangnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, mereka menganggap asupan
makanan yang masuk ke dalam tubuh perlu dikurangi.
Di samping
itu, Aflaton dan Socrates, filsuf Yunani Kuno, menjalankan puasa sebagai gaya
hidup yang baik dan juga sebagai pengobatan. Pythagoras pun juga percaya bahwa
puasa dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Begitu pun juga dengan
kepercayaan orang-orang Inca di Peru dan suku-suku Amerika lainnya. Mereka percaya
bahwa puasa yang mereka lakukan dapat menjadi upaya untuk penebusan dosa.
Dewasa ini,
puasan selain diamalkan oleh umat Islam, juga diamalkan oleh agama-agama besar
di dunia. Yakni yahudi, kristen, dan Budha. Namun, setiap agama memiliki tata
cara dan waktu pelaksanaannya yang berbeda.
Misalnya,
umat Islam melakukan puasa wajib sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Orang-orang
Yahudi berpuasa pada hari Yom Kippur, yakni hari raya yahudi yang jatuh pada
tanggal 9 Oktober. Sedangkan orang-orang Budha berpuasa pada hari ekadashi,
yakni puasa pada hari ke sebelas terhitung setelah bulan purnama.
Puasa yang
dilakukan oleh pemeluk agama-agama besar di dunia ini mempunyai tujuan
masing-masing. Akan tetapi, semuanya mengakui bahwa dengan puasa akan banyak manfaat
yang dapat diambil. Seperti telah disinggung di atas, orang Mesir Kuno berpuasa
agar menjadi sehat dan Pythagoras berpuasa untuk memurnikan pikiran.
Begitupun
dengan puasa yang disyariatkan Islam. Tidak hanya kesehatan dan kemurnian
pikiran yang akan didapat dari puasa Senin Kamis, tetapi juga masih banyak
kedahsyatan dan manfaat puasa Senin Kamis yang lainnya.
Telah
disebutkan bahwa salah satu manfaat puasa Senin Kamis adalah menjernihkan
pikiran manusia. Hal itu dikatakan oleh Pythagoras, seorang filsuf yang tidak
asing lagi di telinga kita. Pernyataan Pythagoras tersebut, tentu saja
meyakinkan kita bahwa puasa Senin Kamis sangat bermanfaat untuk menjernihkan
dan mempertajam pikiran. Namun, untuk lebih jelasnya, perlu ditinjau dari sudut
pandang ilmiah dan dalil-dalil dari ayat Al-Qur’an dan hadis.
Jelas sudah
bahwa puasa adalah upaya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa,
seperti makan, minum, dan lain sebagainya dari terbit fajar hingga terbenam
matahari. Selama berpuasa, tentunya tubuh kita tidak mendapatkan asupan makanan
dan minuman dari pagi hingga saatnya berbuka.
Keadaan ini
juga berarti tidak ada asupan glukosa dalam tubuh kita selama berpuasa.
Sedangkan glukosa merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan oleh otak manusia.
Otak yang
memiliki jutaan sel saraf, memproses kognisi yang meliputi berbagai proses
mental untuk memperoleh pengetahuan, di antaranya adalah berpikir, mengingat,
memutuskan sesuatu, dan memecahkan masalah.
Dalam
memproses semua itu, otak sangat membutuhkan glukosa yang diambil dari asupan
makanan. namun, kerja otak yang sangat membutuhkan glukosa ini tidak akan
terpengaruhi pada saat berbuka.
Allah Swt
telah menciptakan tubuh manusia dengan penuh kesempurnaan. Di dalam tubuh kita
ada sistem pengatur energi yang sanagat canggih. Jadi, apabila terjadi hal-hal
yang menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu, tubuh akan mulai bereaksi dengan
cepat.
Reaksi ini
terus terjadi untuk mengembalikan keseimbangan tubuh seperti semula. Oleh
karena itu, jika tubuh merasakan kekurangan glukosa, maka tubuh akan segera
bereaksi untuk menghasilkan glukosa dari sumber lainnya.
Dalam
keadaan tidak ada pembakaran dalam tubuh dan mulai merasa kekurangan energi,
mendorong otak untuk bereaksi. Menurut Dr. Bahar Azwar, rangsangan otak memaksa
kelenjar pankreas mengeluarkan glukagon. Ia membakar glikogen yang tersimpan di
hati menjadi glukosa. Namun, bila glukosa yang dihasilkan belum tercukupi,
dimulailah pembakaran lemak di dalam tubuh.
Dari proses
tersebut banyak manfaat dan dampak positif yang akan dirasakan tubuh. Kesediaan
glukosa dalam otak pun menjadi seimbang. Jadi, otak pun akan tetap berjalan
normal sekalipun tubuh kekurangan makanan. lebih lanjut, Dr. Bahr Azwar
menegaskan bahwa pada saat tidak ada asupan makanan ke dalam tubuh, usus akan
beristirahat.
Saat usus
beristirahat, sari makanan akan berkurang. Jadi beban darah yang membawanya
akan berkurang. Itu sebabnya, darah yang ada dalam otak, tidak perlu lagi
dikerahkan untuk membawa sari makanan dari dalam usus. Ketika itulah pikiran
akan merasa tenang dan segar.
Manfaat
puasa Senin Kamis lainnya adalah memberikan ketenangan jiwa. Menurut Imam
Barakat Abdullah ba’lawiy Al-hadad, puasa memiliki ruh (jiwa) dan bentuk.
Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh mulai
dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari yang disertai dengan niat.
Sedangkan ruh dari puasa adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan
perbuatan haram, serta mengerjakan amalan fardhu dan sunnah.
Dengan demikian,
orang yang berpuasa tidak hanya menjalani bentuk puasa, tetapi harus memiliki
ruh dari puasa yang dilakukannya. Karenanya, puasa yang dilakukannya akan
diterima oleh Allah Swt dan menjadikannya termasuk orang-orang yang memiliki
jiwa yang suci. Sebab, orang-orang seperti itulah yang dapat mengontrol jiwa
dan perilakunya.
Dengan
kemampuan ini, secara otomatis orang yang terbiasa berpuasa akan mampu
mengendalikan diri dan jiwanya. Ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan
hidup di dunia dan akan mendapatkan pahala surga yang terbaik di akhirat.
Jiwa yang
tenag adalah jiwa yang terbebas dari dosa dan maksiat. Sebaliknya, orang-orang
yang terbiasa melakukan dosa dan maksiat akan terganggu jiwanya. Sebab, jiwa
setiap manusia tidak menghendaki jasadnya melakukan perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh Allah Swt.
Hal ini
dapat kita lihat pada sabda Rasulullah Saw yang menjadikan jiwa sebagai salah
satu ukuran perbuatan dosa. Rasulullah Saw bersabda:
“Kebaikan
adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan jiwamu serta
engkau tidak suka jika masalah itu dilihat orang lain” (HR. Muslim).
Kekuatan
jiwa untuk menilai baik buruk suat perkara, sangat mudah dimengerti jika kita
menyadari bahwa asal jiwa atau ruh manusia adalah dari Allah Swt. Oleh karena
itu, jiwa manusia tidak akan menerima perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan syari’at Allah Swt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar